Seperti yang dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com, Di Uganda Barat dan di tempat lain, buah seperti logam kecil ini telah lama digunakan untuk tujuan dekoratif karena properti nya yang tidak biasa: Buah-buah ini berwana biru vibrant dan dapat hidup (terus berwarna biru) selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun setelah mereka dipetik dari pohonnya. Sebuah spesimen di Kebun Raya Kew di London yang dipetik di Ghana pada tahun 1974, sampai sekarang masih mempertahankan warna warni birunya.
Penasaran, sebuah tim peneliti dari Kew, University of Cambridge dan Smithsonian Natural History Museum memutuskan untuk melihat ke dalam, bagaimana tanaman ini menghasilkan warna yang mempesona dan dan tahan lama seperti itu. Ketika mereka berusaha untuk mengekstrak pigmen dari buah untuk diteliti, mereka terkejut menemukan buah ini tidak memiliki pigmen.
Ketika mereka memeriksa P. condensata pada tingkat sel, mereka menyadari bahwa buah menghasilkan karakteristik warna melalui pewarnaan struktural, sebuah fenomena yang terdokumentasi dengan baik dalam kerajaan hewan, tetapi hampir tidak dikenal pada tanaman. Mereka memutuskan bahwa jaringan buah ini berwarna lebih intens daripada semua jaringan biologis yang pernah dipelajari sebelumnya. Jaringan buah ini memantulkan 30 persen cahaya, dibandingkan dengan cermin perak, sehingga lebih intens daripada warna sayap kupu-kupu Morpho yang terkenal. Temuan mereka diungkapkan dalam sebuah studi baru yang diterbitkan tanggal 10 September 2012 dalam Prosiding National Academy of Sciences.
Sebagian besar warna di dunia biologis diproduksi oleh pigmen – senyawa yang diproduksi oleh organisme hidup yang selektif menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya tampak, sehingga mereka terlihat berwarna sebagaimana panjang gelombang cahaya tampak yang mereka pantulkan. Sebagai contoh, kebanyakan tanaman berwarna hijau karena pigmen klorofil, yang digunakan dalam fotosintesis, yang menyerap sebagian panjang gelombang cahaya tampak kecuali hijau, yang dipantulkan ke mata kita. Akibatnya, warna tanaman yang diciptakan oleh pigmentasi ini akan terlihat sama persis tidak peduli dari sudut mana kita melihatnya, dan warnanya akan memudar atau degradasi ketika tanaman mati.
Sedangkan P. condensata, menghasilkan warna biru metaliknya melalui untaian selulosa yang berukuran nano (10-9 m) yang bertumpuk di dalam kulitnya. Untaian ini disusun dalam lapisan berbentuk heliks yang melengkung dan memutar, yang berinteraksi satu sama lain untuk menyebarkan cahaya dan menghasilkan warna biru buah ini.
Untaian ini juga memberikan tanaman kualitas yang lebih menarik: Tergantung pada bagaimana Anda memegang buah dan dari sudut mana Anda melihatnya, masing-masing sel-sel kulit benar-benar muncul untuk mengubah warna. Hal ini karena jarak antara serat nano yang ditumpuk bervariasi dari sel ke sel, sehingga setiap sel menghasilkan rona yang sedikit berbeda, memantulkan cahaya baik ke kiri atau kanan, tergantung pada sudut pandang Anda.
Alasan warna buah ini bertahan begitu sangat lama, ternyata adalah karena warnanya dibangun di dalam strukturnya, bukan mengandalkan pigmen yang dapat menurun dari waktu ke waktu. Para peneliti telah melaporkan melihat buah biru ini masih tetap tergantung biru di batang P. condensata yang telah lama kering/mati di alam.
Tim peneliti juga mencoba menjelaskan mengapa tanaman ini berbuah dengan warna yang mencolok. Jawabannya adalah: Dengan meniru penampilan juicy, dari tanaman bergizi, warnanya bisa menipu burung dan binatang lain untuk memakan buahnya, sehingga P. condensata dapat menyebarkan benihnya ke tempat lain saat binatang yang memakan buahnya BAB.
Meski penggunaan hewan untuk penyebaran benih adalah strategi umum yang dilakukan oleh banyak tanaman, namun sebagian besar tanaman harus mengabdikan kalori yang berharga untuk menghasilkan daging buah yang manis. Sedangkan P. condensata, bagaimanapun, tetap mampu menyebarkan bijinya hanya dengan menunjukkan warna aslinya.