Dalam berpakaian dan memilih warnapun, orang sudah tidak lagi terikat pada musim. Tidak seperti dulu, orang memakai jas dan pantolan berwarna gelap untuk musim dingin.
Dasi yang dipakainya juga sangat konvensional. Corak dasi berkisar antara garis bergaris saja. Kini, pria memakai dasi berwarna cerah dan norak tak segan dan malu lagi, meskipun pada musim dingin.
Kalau dulu, pria Eropa tak berani memakai jas dan pantolan warna cerah atau pastel karena takut mengesankan feminisme. Sekarang seorang pria usia berapapun tak takut lagai memakai warna pastel.
Perlu Aksesoris
Dalam perkembangan selanjutnya, mode pakaian pria juga memerlukan berbagai aksesoris untuk menunjang penampilan. Selain dasi, suspender, manchette, jepitan dasi, kaos kaki, saputangan, kacamata dan arloji merupakan asesoris menunjang.
Di negara maju, aksesoris yang dipakai seorang pria bukan saja dipandang dari nilai fungsinya, tetapi simbol statusnya. Sebab, aneka ragam aksesoris sudah demikian pesatnya. Sehingga, bukan hanya yang mahal yang diproduksi, tapi juga yang masal. Tentu saja seorang pria kaya akan enggan memakai produksi masal. Dia akan memiliha buatan perancang kelas dunia.
Perkembangan mode dan gaya pria masa kini sudah demikian maju. Bukan hanya pria berduit yang bergaya, karena pria berkantong tebal bisa membayar pakaian perancang dunia, sehingga penampilannya pun mendunia. Tapi sebetulnya setiap pria pun bisa tampil mendunia, asal dia tahu bagaimana memanfaatkan segala unsur dalam memadukan pakaiannya.
Meskipun pakaian dan aksesoris yang dipakainya bukan yang mahal, tetapi kalau keserasian diperhatikan dengan penuh pengetahuan tentang mode, maka dia pun akan mendunia.
Keserasian antara bahan pakaian yang dipakai, warna dan mode kemeja serta pantolan yang trendy akan pula membuatnya tampil tampan dan menawan. Kalau rajin memperhatikan dan mengikuti pekembangan mode pria tentu akan akan mampu menerjemahkan bagaimana berpakaian yang tepat dan serasi agar bisa tampil meyakinkan.
Motivasi
Bagi pria maupun wanita, banyak hal yang mesti diperhatikan dalam memilih busana yang tepat dan sesuai menurut pekerjaan serta berbagai kesempatan. Yang jelas, sebelum memilih harus diketahui dulu dasar-dasar motivasi mengenakan satu busana.
Perlu dilihat dulu apa tujuan berpakain, karena orang mengenakan busana untuk kepribadian, kenyamanan dan toleransi terhadap orang yang akan dijumpai. Terutama toleransi dalam berbusana, sangat penting kendati pria itu trendy dalam berbusana, tetap harus bertoleransi terhadap waktu, orang yang dijumpai dan tempat agar tidak membuat suasana kaku. Sebab, bila timbul kekakuan, maka sangat mengganggu pertemuan, baik bagi pengundang maupun yang diundang.
Bagi pria eksekutif, agar tidak membingungkan, sebaiknya dipilih gaya busana klasik dalam pekerjaan sehari hari. Gaya busana inilah yang paling aman dan toleran terhadap terhadap segala situasi, karena mereka dalam bekerja yang dujual adalah konsep berfikir.
Dalam memilih tailor atau perancang juga harus tepat. Sebaiknya mengetahui dulu keperluannya, seperti busana itu akan dikenakan pada kesempatan apa. Untuk hal ini, hendaknya si pemakai tidak segan segan mengkomunikasikan rancangan yang akan dikenakannya dengan perancang.
Jika ingin agak serius dan berwibawa, cukup menjahitkan busana ke tailor (penjahit pakaian pria), karena mereka ini memiliki standart yang baku. Sedangkan bila ingin mengikuti gaya trendi, lebih baik datang ke perancang busana untuk memperoleh segala macam informasi mengenai fashion.
Kendati begitu, seseorang tidak perlu harus mengikuti kecenderungan mode yang tengah berlaku. Yang harus diperhatikan adalah membuat mereka aware terhadap fashion.
Yang penting, cara berbusana harus disesuaikan dengan latar budaya. Jadi tidak semua kecenderungan fashion bisa diikuti. Sedangkan dalam memilih pakaian yang berkwalitas, sangat relatif lantaran menyangkut masyarakat, jabatan dan penghasilan. (jahit jas)
0 Response to "Busana dan Aksesoris Pria"
Post a Comment